Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Sikap Fundamental Milenial Dalam Berbisnis

Kerjakan Apa Yang Kamu Suka & Cintai Apa Yang Kamu Kerjakan

Masdimass.com - Kita selalu berhadapan dengan berbagai macam pilihan. Namun, kita juga pernah berada di situasi dimana kita tidak mempunyai pilihan dan harus mengerjakan apa yang sebenarnya tidak sukai. Situasi macam ini pelik sehingga hasil dari pekerjaan tersebut tidak menjadi maksimal. Kita selalu bisa membedakan mana yang akan terlihat lebih baik hasilnya antara kita melakukan sesuatu karena kita suka dan mana yang kita terpaksa mengerjakannya. Di antara kedua sikap ini terdapat passion yang berperan.

sikap generasi milenial

Apa itu passion? 

Passion bisa dijelaskan sebagai suatu energi di dalam diri seseorang yang membakar semangat, yang memberi pandangan-pandangan kenapa hal itu harus terus dikerjakan, dan yang memastikan bahwa pekerjaan tersebut memang layak kita perjuangkan. Passion bukan bakat, bukan pula sesuatu yang bisa diperoleh melalui serangkaian latihan. Ibaratnya sebuah adonan, passion terbentuk dari keinginan yang luhur, tekad yang kuat, dan kecintaan terhadap apa yang dihadapi. Seseorang yang melakukan pekerjaan dengan perasaan cinta terhadap pekerjaan tersebut bisa dipastikan memiliki passion di dalamnya.

Sukses dan kegagalan dalam sebuah pekerjaan atau bisnis menemui hampir semua orang. Khususnya dalam berbisnis, banyak orang yang gagal di awal, bahkan orang yang mencintai bisnisnya. Menyerah terhadap kegagalan merupakan tolak ukur pada passion. Ketika seseorang yang hampir menyerah kemudian bangkit lagi, maka ada passion yang berperan di sana. Passion memastikan seseorang untuk selalu bangkit lagi jika gagal dan terus mempertahankan apa yang dia capai.

Kerjakan apa yang kamu suka

Sebagian orang yang benar-benar sukses berangkat dari perjuangan mewujudkan mimpi mereka. Tidak banyak orang yang ada di dalam kelompok ini, karena tingkat perjuangan dan perjalanan ke arah perwujudan mimpi itu berat dan panjang. Orang-orang semacam ini sudah memiliki passion terhadap apa yang mereka impikan, dan terus memupuknya sehingga tidak mudah berbelok. Dalam hal ini, passion juga berperan meyakinkan kepada mereka bahwa jika mereka tetap di jalan itu maka mereka akan tiba di gerbang kesuksesan. Almarhum Steve Jobs adalah guru besar kita. Kisah perjuangannya hingga menjadi salah satu legenda kesuksesan menginspirasi banyak orang.

Bagi milenial, memilih bisnis yang tepat dan sesuai dengan passion sangatlah penting. Seorang pebisnis adalah petarung yang mana sebagai petarung orang harus paham apa yang dia perjuangkan. Apakah bisnisnya layak diperjuangkan jika nanti menemui jalan buntu? Hanya orang yang bahwa bisnis akan berhasil yang mampu bertahan. Sekali lagi, ada passion yang berperan. Zaman sekarang, dengan perkembangan teknologi yang serba cepat dan serba canggih, kompetitor sebuah item bisnis berada dalam jumlah besar. Kita tidak lagi seperti dulu dimana kompetitor bisa dihitung dan bisa dipetakan. Teknologi dan informasi memungkinkan sebuah bisnis bisa digerakan dengan berbagai macam sistem. Sebuah produk bisa dijual dari berbagai sumber, baik konvensional maupun sistem daring. Sukses di dalam bidang bisnis semacam ini membutuhkan energi besar. 

Mencintai apa yang kamu kerjakan

Ada banyak faktor yang menjadi penyebab seseorang merasa terjebak dalam sebuah bisnis atau pekerjaan. Bahkan di sekitar kita lebih banyak orang yang bekerja pada bidang yang tidak mereka sukai ketimbang sebaliknya. Sebenarnya tidak menjadi masalah besar. Orang yang awalnya tidak menyukai pekerjaannya banyak yang kemudian malah sukses di bidang itu. Sukses dalam arti dia menuju sebuah pencapaian karena berhasil melewati tantangan dan kemudian menekuni bidangnya dengan cinta yang besar. 

Menjadi orang yang sukses di bidang bisnis yang awalnya tidak dia sukai hanya bila sudah ada passion. Membawa passion ke dalam diri untuk melakukan apa yang semula tidak kita sukai bukan perkara gampang. Tantangannya lebih berat, dan godaan untuk menyerah amat besar. Namun, sekali kita berhasil menyertakan passion ke dalamnya, maka semua akan lebih mudah. Kegagalan memang masih akan terus membayangi, tetapi setidaknya kita punya kemauan untuk bangkit lagi. Dengan passion artinya kita mampu mencintai apa yang kita kerjakan. Passion sejalan dengan cinta. Jika salah satu tidak bekerja maka yang lain tidak berlaku. Bekerja dengan penuh cinta memungkin orang menghadapi setiap tantangan dengan senang hati, bahkan tidak akan merasa lelah dan bosan.

Passion menciptakan smart work

Kerja keras itu bagus untuk keberhasilan. Namun, tidak cukup dengan itu. Untuk mencapai sukses keterlibatan fisik dan otak harus seimbang. Kerja keras lebih pada kesediaan fisik untuk menjalankan pekerjaan hari demi hari tanpa mengenal lelah. Namun, karena fisik manusia punya batasan maka dibutuhkan kecerdasan untuk mengiringi pekerjaan fisik tersebut. Otak kita dibutuhkan dalam hal ini. Ciptakan smart working atau sebuah sistem dimana pekerjaan tersebut semesti bisa diselesaikan dengan lebih mudah, lebih produktif dan lebih berkualitas. Smart work dimulai dari awal sebelum memulai suatu bisnis atau pekerjaan, dimana telah mengetahui keahlian kita dengan takarannya, kesediaan kita melakukan bisnis tersebut, dan berapa besar passionnya. Lalu smart work dibutuhkan dalam setiap lika-liku bisnis dalam perjalanannya. Ketika menghadapi masalah, maka hal pertama yang butuhkan adalah langkah-langkah meninjaunya dan menemukan solusi. Orang yang memiliki hard work dan smart work adalah dia yang akan unggul.

Integritas

Integritas adalah sebuah sikap. Kita bisa menjadi orang yang dermawan, baik hati, pemarah atau licik ditentukan oleh sikap kita. Upaya untuk mempertahankan sebuah sikap yang menurut kita harus kita pertahankan menjadi defenisi  dari integritas. Seorang dermawan hanya bisa disebut dermawan ketika sikapnya itu mengikuti dia seumur hidup. Seorang pebisnis tulen akan dikenang sebagai pebisnis tulen ketika dia berintegritas terhadap itu hingga akhir. Dalam berbisnis, integritas menunjukan orang seperti apa kita ketika memulai bisnis dan setelah sukses nanti. Integritas tidak secara langsung mempengaruhi tingkat kesuksesan seseorang, namun dari banyak orang sukses umumnya mereka berintegritas. 

Integritas menempatkan seorang pelaku bisnis untuk mengambil keputusan tidak berdasarkan uang semata. Dalam bernegosiasi dengan beberapa partner bisnis, integritas diperlukan untuk menentukan siapa diri kita dan juga untuk dengan siapa kita akan bekerja sama. Banyak hubungan bisnis yang melibatkan uang di awal, dan untuk siapa pun yang memilih untuk disuap atau menyuap entah dengan barang atau uang maka di sana integritas mereka dipertanyakan. 

Jujur

Jalan menuju sukses tidak mudah. Banyak kisah inspirasi yang menunjukan jatuh bangunnya seseorang dalam proses menuju kesuksesan mereka. Berintegritas dalam berbisnis dan bekerja memiliki nilai kejujuran di dalamnya. Menjadi sukses melalui jalur yang jujur menjadi sebuah pencapaian yang luar biasa. Tidak sedikit orang sukses yang menempuh jalur cepat yang bahkan mengorbankan nilai-nilai penting di dalam dirinya termasuk kejujuran. Integritas berhubungan erat dengan kejujuran. Jadi jika melakukan sesuatu tanpa kejujuran maka sudah bisa dipastikan bahwa tindakan itu tanpa integritas. Kejujuran memungkinkan seseorang menjadi sukses sambil membangun reputasi yang baik. Dalam bisnis, uang bukan prioritas walaupun tidak bisa dipungkiri bahwa tujuan kita ke sana. Tetapi memiliki sejumlah uang melalui jalan terang adalah pencapaian yang hebat. Nama baik harus dijaga, integritas harus berdiri kokoh. Berbisnis mendorong kita untuk berhubungan dengan semua orang dari segala aspek, sehingga profil yang kita tampilkan kepada rekan atau customer adalah profil yang membuat kita diterima dengan baik.

Image

Menjadi diri sendiri itu penting. Dalam berbisnis kita tidak perlu menjadi orang lain, atau berpura-pura menjadi seseorang yang bukan anda. Kejujuran harus menyangkut semua hal, termasuk dalam menunjukan kepada orang lain sebagai kita apa adanya. Kita mungkin ingin tampil sebagai profesional saat sedang pertama kali terjun ke bisnis tertentu, tetapi jangan sampai lupa bahwa mempertahankan image buatan itu susah. Lebih baik kita menunjukan seperti apa adanya kita, sehingga orang-orang di sekitar akan terbiasa mengikuti apa yang muncul dari diri kita. Sesuatu yang bagus namun palsu tidak akan pernah mengalahkan nilainya dengan sesuatu yang tampil apa adanya. Jika ada keburukan dalam diri kita, kita hanya perlu belajar untuk mengatasinya, memperhalusnya dan membesar hal yang baik sehingga yang akan berkesan di depan orang lain adalah kebaikan. Seseorang yang memang berintegritas memiliki image yang baik. Dia akan dihargai bukan karena sogokan atau rayuan melainkan karena sesuatu yang datang dari ketulusan. Seorang karyawan yang sering menerima tips dari pelanggan untuk memudahkan sebuah pekerjaan cenderung akan diperlakukan sebagai karyawan mata duitan. Pelanggan akan memperlakukannya karena dia bisa dibayar. Dan dia diharapkan akan bisa membantu pelanggan tersebut untuk hal-hal curang demi sebuah tip. Imagenya dipertaruhkan untuk sesuatu yang kecil, dan dia kehilangan intyegritasnya karena itu.

Reputasi

Membangun reputasi dilakukan dari hari ke hari. Ibaratnya sebuah peringkat, reputasi membutuhkan konsistensi dan kerja keras. Dalam berbisnis, konsumen selalu lebih condong kepada perusahaan atau pemilik bisnis yang memiliki reputasi baik. Reputasi bisa terbentuk dari banyak hal, tetapi apa pun itu, tentu saja hal yang baiklah yang membentuk reputasi yang baik. Di era teknologi dan komunikasi, reputasi bahkan semakin diperlukan untuk pemasaran sebuah produk. Konsumen hanya membutuhkan reputasi bintang lima dari pemilik produk untuk bisa deal membelanjakan uangnya secara online, misalnya. Reputasi menjadi daya tawar di pasaran. Sebuah merek yang terkenal, akan selalu menjaga kualitasnya, karena jika tidak maka reputasinnya akan menurun. Seorang pebisnis yang memiliki reputasi yang baik akan mendapatkan tempat di hati pelanggannya. Seorang sales yang memiliki reputasi bagus akan dengan mudah menemukan  pelanggan baru serta membangun jaringan yang bagus dan potensial.

Integritas tidak bisa dibangun dari luar diri. Tidak ada faktor eksternal yang cukup kuat untuk membentuk integritas seseorang. Semua harus kembali ke dalam diri, memiliki kemauan untuk berjuang secara sadar melalui jalan yang jujur. Kesuksesan dalam berbisnis didambakan oleh semua orang, tetapi jangan mengambil jalan gelap untuk sampai ke sana. Jaga image dan reputasi, karena sekalinya rusak maka membangun ulang tidak semudah sebelumnya. Memulainya kesuksesan dengan cara yang jujur, walaupun tantangan dan rintangannya lebih besar dari sebuah jalan pintas. 

Dalam bisnis apa pun yang hendak kita jalankan atau sedang kita jalankan, sebagai milenial kita harus tangguh mempertahankan kualitas-kualitas pribadi. Bisnis seperti apa yang kita jalani akan menunjukan jati diri seperti apa kita jika melakukannya dengan integritas yang tidak tergoyahkan.

Posting Komentar untuk "Sikap Fundamental Milenial Dalam Berbisnis"